Jalan Puisi
Karya
: Husen Arifin
Jalan
puisi: ketika tangan menuliskan kata-kata
Seperti
meminum jamu ibu: Pahit
Lembar
kertas tumbuh ditubuhmu
Mengendap
dalm hidup dalam perut
Jalan
puisi: seperti dikamar mandi
Dengar
suara gemercik air, sabun colek dan pasta gigi
Tentang
lelaki tambun membawa perempuan
Melainkan
iman seolah malaikat tertidur di halaman
Jalan puisi: kata-kata dalam
keberkahan ramadhan
Semua kehidupan kembali kepada
kepercayaan
Lurus dan bertekad dalam kemenangan
Jalan
puisi: bulan suci menjadi manusia indonesia
Tersengar
puja bapak dan ibu di desa
Dari puisi diatas
terdapat beberapa gaya bahasa diantara lain:
1.
Majas
perbandingan alegori
Majas
alegori adalah menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau gambaran.
Contoh
pada puisi diatas yaitu: “seperti meminum jamu ibu pahit: ibu” dan “lembar
kertas tumbuh ditubuhmu”.
2.
Majas
metonemia
Majas
metonemia adalah bentuk pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain
yang menjadi merk, ciri khas atau menjadi atribut. Contoh pada puisi diatas
yaitu: dengar suara gemercik air, sabun colek dan pasta gigi.
3.
Majas
antropomorfisme
Majas
antropomorfisme adalah bentuk metafora yang menggunakan kata bentuk lain yang
berhubungan dengan manusia untuk hal yang bukan manusia. Contoh: “tentang
lelaki tambun membawa perempuan”.
4.
Majas
parabel
Majas
parabel adalah ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan
dalam cerita. Contoh: “melalaikan iman seolah malaikat tertidur di halaman” dan
“bulan suci menjadi manusia indonesia terdengar puja bapak dan ibu di desa.
Jadi dapat disimpulkan puisi tersebut
mengandung 4 gaya bahasa, diantara lain, majas perbandingan, majas metonemia,
majas antropomorfisme, dan majas parabel.